Berdasarkan hasil penelitian Microsoft bersama lembaga penelitian
TNS, konsumen Indonesia lebih memilih menggunakan piranti lunak asli,
kata Microsoft dalam siaran persnya, Jumat.
Penelitian terhadap konsumen di 20 negara, termasuk negara-negara
kawasan Asia Pasifik seperti Indonesia, Cina, Jepang, India, Australia
dan Korea Selatan. Sementara negara-negara lainnya adalah Amerika
Serikat, Kanada, Brasil, Argentina, Meksiko, Inggris, Jerman, Spanyol,
Rusia, Polandia, Turki, Italia, dan Belanda.
Hasil penelitian itu mengungkapkan, konsumen di Indonesia setuju
bahwa software bajakan dapat menyebabkan risiko saat digunakan dengan
perbandingan 2:1. Sebanyak 53% responden pernah mengalami kehilangan
data dan pencurian identitas sebagai akibat terparah dari penggunaan
software bajakan.
Lebih dari 80% responden dari Indonesia mengungkapkan bahwa mereka
lebih memilih menggunakan software asli dan sebagian dari mereka akan
merekomendasikan kepada rekan-rekannya untuk menggunakan software asli.
“Kurangnya pengetahuan mengenai software asli menyebabkan saya
menderita kerugian. Saya membeli sebuah software yang saya pikir
merupakan software asli. Saat baru di-install ke komputer, semuanya
berjalan dengan baik. Namun sebulan kemudian, validasinya selalu gagal.
Saya dimintai kunci validasi yang baru. Saat itulah saya baru
menyadari bahwa software yang saya beli adalah software bajakan.
Syukurlah data-data saya tidak hilang,” kata Budi Susanto dari Bintara,
Bekasi. Siaran pers hasil penelitian ini diumumkan terkait dengan Consumer Action Day yang dilakukan oleh Microsoft.
Peluncuran inisiatif pendidikan dan tindakan penegakan hukum di lebih
dari 70 negara secara bersamaan, termasuk Indonesia yang bertujuan
membantu melindungi konsumen dan meningkatkan kesadaran mereka tentang
risiko sebenarnya dari perangkat lunak tanpa lisensi.
“Konsumen terus mendesak kami untuk memperkuat upaya penegakan hukum
terhadap pembajakan software di seluruh dunia. Dengan semakin
meningkatnya kemampuan para pelaku pembajakan software, khususnya dalam
metode pemalsuan software yang menyebabkan semakin besarnya resiko yang
harus dihadapi konsumer,” kata Jonathan Selvasegaram, Regional
Attorney, Microsoft.
Sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi pembajakan software,
Microsoft telah melakukan 20 tindakan hukum baru. Mereka melakukan
sekitar 1.000 inspeksi mendadak di 5 kota termasuk Jakarta, Bandung,
Medan, Makassar dan Surabaya. Inspeksi itu ditujukan pada dealer-dealer
komputer yang ditemukan menjual komputer baru yang di-instal dengan
software bajakan atau palsu.
Lebih dari 7 dealer komputer baru-baru ini telah menyetujui untuk
mempublikasikan ikrar dukungan atas kesalahan yang mereka lakukan.
Tindakan tegas juga akan diperluas untuk toko-toko yang tidak menjual
komputer tetapi memberikan layanan instalasi software bajakan.
Bukan hanya penjual software dan hardware yang harus bertanggung
jawab dalam mengurangi risiko dari software palsu. Peran aktif konsumen
juga dibutuhkan untuk mendukung inisiatif ini.
Membeli dengan cara yang pintar bisa dilakukan dengan membeli dari
penjual dengan reputasi baik, menggunakan akal sehat ketika
membandingkan harga dan mempertimbangkan apa yang akan dibeli, dan
bekerjasama dengan Microsoft ketika memiliki pertanyaan atau kecurigaan
apakah software yang dibeli tersebut palsu atau tidak.
“Harga adalah perbedaan yang paling mencolok untuk membandingkan
software asli dan palsu. Saya sangat memperhatikan harga jual ketika
membeli software. Saya juga membelinya dari penjual yang terpercaya
untuk menghindari penipuan,” Rudi Djaja dari Gunung Putri, Bogor
menjelaskan.
Untuk menghentikan pemalsuan software, Microsoft memfokuskan diri
dengan apa yang disebut “tiga E”–Education, Engineering dan Enforcement.
Microsoft melakukan investasi yang signifikan setiap tahunnya di bidang
sumber daya edukasional untuk membantu konsumen melindungi dirinya
sendiri, teknologi baru yang membuat pemalsuan software semakin sulit
untuk dilakukan, dan mendukung pemerintah menjalankan hukum yang berlaku
untuk melawan pemalsuan software.
Dengan mengeluarkan data baru sehubungan dengan Consumer Action Day
tahunan, Microsoft bekerja untuk menyorot upaya yang mendunia ini.
Sebagai bagian dari Consumer Action Day tahun ini, perusahaan ini juga
menunjuk dengan seksama sumber edukasional yang bisa membantu konsumer
agar tetap aman menggunakan software asli, yang bisa ditemukan secara
online di
http://www.microsoft.com/presspass/presskits/antipiracy/materials.aspx.
Microsoft juga merekomendasikan konsumer untuk memeriksa apakah
software mereka lolos Windows validation test ketika mereka membeli
software secara online, di toko atau pre-loaded sejak membeli komputer.
Informasi lebih lanjut mengenai produk Microsoft asli, proses lisensi dan label yang tersedia di http://www.howtotell.com.
Setiap tahun, microsoft mengadakan Consumer Action Day untuk menekankan masalah pemalsuan software di seluruh dunia.
Penelitian itu dilakukan pertengahan tahun ini, dan melibatkan lebih dari 38.000 laki-laki dan perempuan di 20 negara.
Hasil survei bisa dilihat di http://www.microsoft.com/presspass/presskits/antipiracy/materials.aspx.
Label:
Berita,
Informasi
Responses
0 Respones to "Konsumen Indonesia Sudah Sadar Pentingnya Software Asli Original"
Posting Komentar